BOOKING TIKET PESAWAT

mahluk halus

mahluk halus. Info sangat penting tentang mahluk halus. Mengungkap fakta-fakta istimewa mengenai mahluk halus

Satu atau dua tahun yang lalu, agak lupa nih, maklum lagi banyak pikiran, ada kejadian unik yang yang menimpa seorang teman kerja. Waktu itu dia baru menempati rumah dinas milik perusahaan. Menurut kabar, rumah yang ditempatinya itu sudah lama kosong. Mungkin karena letaknya yang kurang bagus, berada di bagian ujung perumahan. Dekat hutan, mana sepi lagi. Maksudnya jauh dari tetangga. Suara yang selalu terdengar adalah suara mesin jetpump penyedot minyak bumi. Pokok’e ndak enak deh.

Belum ada sebulan dia menempati rumah itu, dia sudah mengeluhkan sesuatu. Cerita yang bikin jidat saya berkerut. Dia bilang, istri dan anaknya sering diganggu mahluk halus. Anaknya masih kecil-kecil. Yang paling besar baru berumur empat tahun, yang kecil masih berumur beberapa bulan, masih bayi. Saya tanya, diganggu mahluk halus bagaimana? Katanya pintu depan sering diketuk-ketuk orang sambil terdengar suara memanggil nama anaknya yang pertama. Saat pintu dibuka, eh…ndak ada orang. Dicari sampai keliling rumah, tetap aja ndak ada si pengetuk pintu itu. Sementara bayinya sering terjaga dari tidur karena kaget seperti ada yang menarik-narik kakinya.

Saya hanya berfikir itu mungkin karena pengaruh suara deruman mesin jetpump yang terletak sekitar 300 meter dari rumahnya. Saya pernah membaca bahwa suara bernada rendah yang terus-menerus terdengar bisa menimbulkan halusinasi. Membuat orang jadi mengalami hal-hal yang aneh. Mungkin itu yang dialami keluarganya. Tapi saya khawatir jika ketakutan yang mereka alami bisa menimbulkan kepanikan. Bahkan bisa mensugesti orang lain. Lalu kami sarankan agar istri dan anak teman saya itu untuk sementara waktu tinggal di rumah mertuanya dulu. Sebagai gantinya, saya, teman saya itu, dan seorang teman kerja yang lebih senior menjaga dan tidur di rumah itu pada malam hari.

Malam pertama, kami dikejutkan dengan suara gedubrak pada pintu depan. Ada sesuatu yang menabrak pintu depan. Kami segera membuka pintu itu, dan seperti diduga, ndak ada apa-apa. Lho….? Tapi pagi harinya saya melihat tiga ekor anak kucing bermain-main di bawah mobil milik tetangga. Mereka saling berkejar-kejaran dan beberapa kali menabrak ban mobil itu. Apa seperti itu yang terjadi tadi malam? Mereka berkejaran lalu salah satunya menabrak pintu depan rumah teman saya itu. Mudah-mudahan iya. Sebab kalau tidak, berarti memang ada gangguan mahluk halus. Wah…

Malam kedua, saat kami tidur di depan tv, saya terbangun karena mendengar suara tertawa terbahak-bahak. Lalu saya perhatikan dua teman saya yang terlihat sedang tidur itu, jangan-jangan mereka lagi ngerjain saya. Tapi mereka memang sedang tidur. Ya udah, saya tidur lagi. Tapi pada sekitar jam dua dan jam empat dini hari saya terbangun lagi gara-gara suara tertawa itu. Untuk menenangkan diri, saya anggap saya sedang bermimpi.

Nah…, pada malam ketiga, ini yang bikin saya terheran. Teman saya itu mengajak anaknya yang pertama untuk tidur bersama kami di rumah itu. Sekitar jam delapan malam saya menemani anak itu bermain mobil-mobilan di teras rumah. Tiba-tiba dia berhenti bermain dan bilang pada saya, "om Johan, itu na orangnya", sambil menunjuk pohon mangga di depan rumah yang sudah digundulin dahan-dahannya. Saya sama sekali ndak melihat apa-apa selain batang pohon gundul tanpa daun.
Pelan-pelan saya tanya, "dia lagi ngapain? ".
"Lagi diatas pohon, om."
"Iya, tapi lagi ngapain?"
"Lagi diam aja diatas pohon."
"Dia ngelihat kemana?"
"Ngelihat kesini." Saya pegang tangan anak itu, supaya ndak menuju pohon itu.
Lalu saya tanya satu per satu ciri-ciri orang yang sedang berada diatas pohon mangga yang sudah gundul itu. Anak itu pun menjawab dengan cukup mendetail. Orang itu tidak berbulu seperti monyet, ukurannya sebesar saya, warnan kulitnya hitam, rambutnya lurus, ndak keriting seperti rambut saya. Ndak pakai baju tapi burungnya ndak kelihatan karena gelap.

"Dia turun, om. Tuh lari kesana. Naik ke bambu itu", anak itu setengah berteriak bilang pada saya sambil menunjuk-nunjuk. Saya ikuti arah telunjuknya hingga kearah rimbunan pohon bambu di seberang jalan. Yang jelas, saya ndak melihat bambu-bambu itu bergoyang karena dipanjat orang atau monyet. Karena khawatir bisa terjadi sesuatu yang ndak diinginkan, saya segera membawa anak itu kedalam rumah.

Saya ndak tau, ternyata anak itu bercerita tentang kejadian yang dialaminya malam itu. Membuat teman saya itu minta tolong pada saya untuk membuatkan surat permintaan pindah ke rumah dinas yang lain. Saat saya tanya apa alasan permintaan pindah rumah dinas itu, dia menjawab karena karena gangguan mahluk halus. Jawabannya itu langsung membuat saya tertawa ngakak. Itu alasan yang ndak masuk akal, ndak ilmiah, kamu bisa diketawain kepala bagian kalau isi suratmu kayak gitu, saya bilang begitu padanya. Tapi saya kasihan melihat dia tampak bingung. Memangnya siapa sih yang ndak bingung atau panik saat tahu istri dan anak-anaknya selalu dalam keadaan ketakutan.

Lalu saya sarankan agar dia mencari pembantu yang bersedia menginap di rumah itu untuk menemani istri dan anak-anaknya. Syaratnya, pembantu itu harus orang asli pulau ini, pulau Bunyu. Saya hanya berfikir, kalau mahluk halus itu memang benar ada, pasti ndak berani macam-macam pada orang asli pulau ini. Mudah-mudahan memang begitu. Lalu saya bilang lagi, kalau mahluk halus itu muncul lagi, cuekin aja. Saya ngomong begitu sambil pasang muka serius. Sebab kalau sambil cengengesan, khawatir nanti dia malah tersinggung. Saya dianggap ndak peduli dengan keadaan keluarganya yang tiap hari selalu dalam ketakutan. Saya katakana selama mahluk halus itu ndak menyakiti mereka, ndak masalah. Lama kelamaan mereka akan jadi terbiasa. Seperti orang yang pertama kali makan sambal, awalnya kepedasan, tapi kemudian malah ketagihan makan sambal. Lho…, koq malah jadi gitu ceritanya.

Hanya selang dua hari, teman saya itu mendapatkan pembantu seperti yang saya sarankan. Istri dan anaknya kembali tinggal di rumah dinasnya. Yang anehnya, cerita tentang mahluk halus itu masih ada. Bahkan pembantunya itu pun mengatakan hal yang sama. Seringkali pada siang hari mereka secara bersamaan melihat penampakan mahluk itu. Tapi tidak sampai satu bulan, mereka tidak pernah lagi bercerita tentang mahluk halus penghuni rumah dinas itu. Mungkin karena sudah bosan bercerita itu-itu terus. Atau khawatir pada saya yang jadi bosan mendengar cerita mereka. Atau jangan-jangan mahluk halusnya sudah keburu bosan mengganggu mereka. Tapi setidaknya saya jadi tau kenapa rumah dinas itu jadi sekian lama kosong, ndak ada yang mau tinggal disitu.

Sumber : johansite.com


BOOKING TIKET PESAWAT
Powered By : Blogger